Ekonomi Biru dan Potensi Alam, Situbondo Siap Naik Kelas Lewat Investasi Internasional

Minggu, 25 Mei 2025 | 11:13:49 WIB
Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo Kenalkan Tembakau Lokal ke Situbondo kepada calon investor luar negeri di Pendopo, Sabtu 25 Mei 2025 malam.

SITUBONDO - Pemerintah Kabupaten Situbondo menunjukkan komitmen terbuka menerima investasi global. Hal itu terlihat melalui acara Gala Dinner with Investors: Welcome to Situbondo, Explore the Wonders of This City, yang digelar di Pendopo Kabupaten Situbondo, Sabtu malam (24/5/2025).

Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo menegaskan komitmennya untuk membuka ruang kolaborasi seluas-luasnya dengan para pengusaha internasional. Ia menilai masih banyak sektor potensial di wilayahnya yang bisa dikembangkan secara bersama.

“Sebagai pemerintah daerah, sangat terbuka untuk peluang berkolaborasi dengan pengusaha-pengusaha manca negara. Karena di Kabupaten Situbondo masih banyak potensi yang bisa kita kerjakan bersama,” ujar Yusuf Rio, yang akrab disapa Mas Rio, dalam sambutannya.

Bupati juga berharap kunjungan para investor ini dapat menjadi momentum untuk memperluas peluang investasi di wilayahnya.

“Semoga dengan kunjungan investor manca negara ke Situbondo, maka peluang investasi semakin terbuka lebar,” lanjutnya.

Acara tersebut turut dihadiri Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Situbondo, Husna Laili, yang mempresentasikan potensi besar sektor ekonomi biru Situbondo.

“Situbondo memiliki ekosistem laut yang lengkap dan masih alami, didukung oleh masyarakat pesisir yang siap tumbuh bersama investor,” ujar Husna, yang biasa disapa Mbak Una.

Ia menjelaskan bahwa Kabupaten Situbondo memiliki garis pantai lebih dari 150 km dan posisi strategis di antara Selat Bali dan Madura. Hal ini menjadikan Situbondo sebagai wilayah ideal untuk pengembangan akuakultur, perikanan berkelanjutan, dan ekowisata bahari.

Selain sektor kelautan, pemerintah daerah juga menawarkan potensi besar di sektor peternakan (dengan ikon Sapi Situbondo), pertanian (mangga Situbondo), dan perkebunan (kopi dan tembakau Tambeng).

Situbondo juga menjadi pintu masuk ke Taman Nasional Baluran, kawasan konservasi yang dikenal sebagai “Africa van Java,” dan memiliki daya tarik besar untuk investasi hijau serta wisata alam.

Peluang dan Komitmen Investasi

Peluang investasi yang ditawarkan meliputi Kawasan Budidaya Terpadu, Zona Industri Rumput Laut, Pusat Logistik dan Penyimpanan Dingin, Ekowisata Bahari, serta pusat riset perikanan dan teknologi budidaya cerdas.

Data pemerintah mencatat, Situbondo memiliki 180 perusahaan tambak udang intensif, 16 perusahaan keramba jaring apung, 141 hatchery rumah tangga, dan 261 kolam air tawar.

Produksi budidaya air tawar mencapai 46.611 ton per tahun, didominasi oleh ikan lele. Produksi marikultur dan rumput laut tercatat lebih dari 22 ribu ton, terdiri dari udang vannamei, rumput laut Gracilaria dan Cottoni, serta lobster dan ikan kerapu cantang.

Di sektor perikanan tangkap, hasil utama meliputi tongkol (3.300 ton), layang (2.700 ton), teri (1.100 ton), lemuru (930 ton), dan kurisi (900 ton) per tahun.

Mas Rio menegaskan bahwa pemerintahannya berkomitmen terhadap iklim investasi yang ramah dan berkelanjutan.

“Berinvestasi di Situbondo berarti berinvestasi pada masa depan yang memberdayakan masyarakat pesisir, mendorong inovasi kelautan, dan melindungi alam,” kata Mas Rio.

Dengan potensi sektor unggulan, dukungan infrastruktur, serta komitmen kuat pemerintah daerah, Situbondo kini menargetkan diri menjadi destinasi investasi strategis di kawasan timur Jawa Timur.[]

Terkini