Terima Tantangan Bupati, Paguyuban Batik Situbondo Produksi Motif Maronggi

Minggu, 25 Mei 2025 | 22:35:47 WIB
Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo Sambut Kedatangan Para Pembatik Situbondo di Kantornya, Minggu 25 Mei 2025 malam

SITUBONDO — Paguyuban Batik Situbondo berhasil menjawab tantangan Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo, dengan memproduksi motif batik terbaru bertema 'maronggi' atau daun kelor. 

Karya tersebut diperkenalkan dalam pertemuan antara Bupati dan para pembatik di Kantor Pemkab Situbondo pada Minggu (25/5/2025) malam.

"Senang sekali, setelah kita kasih tantangan, ternyata paguyuban ini mampu menyelesaikan batik maronggi ini," ujar Bupati Yusuf Rio Wahyu Prayogo.

Bupati yang akrab disapa Mas Rio itu mengapresiasi kreativitas dan semangat para pembatik yang dinilainya mampu membawa UMKM lokal naik kelas.

Mas Rio pun menekankan pentingnya mendukung produk daerah, termasuk batik khas Situbondo.

"Ini bagian dari usaha Pemkab Situbondo mendukung UMKM naik kelas. Kita punya banyak pengrajin yang berpotensi. Mari sama-sama menggunakan batik maronggi, sebuah identitas asli Situbondo," katanya.

Dalam kesempatan itu, Mas Rio juga mengajak para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Situbondo untuk turut serta menggunakan batik maronggi dalam kegiatan formal. 

"Bupatinya menggunakan batik maronggi, masak para ASN tidak?" ucapnya.

Motif maronggi yang kini menjadi andalan baru batik Situbondo memiliki keunikan desain dan warna yang kaya, terinspirasi dari tumbuhan daun kelor yang banyak ditemukan di hampir seluruh desa di Situbondo.

Ummi Salamah, perwakilan dari Paguyuban Batik Situbondo, menyampaikan rasa syukurnya atas perhatian pemerintah daerah terhadap para pembatik lokal.

"Alhamdulillah, insya Allah ke depannya kami yakin batik Situbondo akan terus dipakai oleh seluruh masyarakat Situbondo," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa tantangan dari Bupati mendorong para pengrajin untuk lebih kreatif dalam mengembangkan motif dan variasi warna.

"Mas Bupati menantang kami para pengrajin batik untuk mendesain berbeda-beda motif dan warna, kaya warna. Salah satunya adalah batik maronggi naik kelas," jelasnya.

Soal harga, batik marongghe dibanderol beragam, mulai dari Rp200.000 hingga Rp700.000 per lembar. 

"Karena memang kainnya berbeda, bahannya berbeda," kata Ummi Salamah.

Ia juga menambahkan bahwa harga bisa disesuaikan sesuai permintaan konsumen.

"Kalau ada request harga bervariatif, monggo. Kami siap melayani untuk Situbondo naik kelas," jelasnya.

Keberhasilan ini menjadi salah satu langkah nyata Pemkab Situbondo dalam mengangkat potensi lokal dan memperkuat identitas daerah melalui produk batik khas Situbondo.[]

Terkini