SITUBONDO – Anggota DPR RI dari Fraksi PKB, HM Nasim Khan, meninjau langsung Proyek Strategis Nasional (PSN) pembangunan Jalan Tol Probolinggo–Situbondo–Banyuwangi (Prosiwangi) pada Minggu, 25 Mei 2025.
Dalam kunjungannya, Nasim Khan menyuarakan aspirasi masyarakat Situbondo yang menginginkan perubahan nama tol dari “Probowangi” menjadi “Prosiwangi”.
Saat ini, pembangunan tol telah memasuki seksi 3 yang melintasi wilayah Situbondo bagian barat, tepatnya dari Kecamatan Banyuglugur hingga Kecamatan Besuki. Diharapkan proyek ini rampung pada 2025 dan dapat mulai dioperasikan pada tahun 2026.
Menurut Nasim Khan, perubahan nama tol menjadi Prosiwangi penting dilakukan untuk mengakomodasi keberadaan Kabupaten Situbondo sebagai salah satu daerah yang dilintasi jalan tol tersebut.
“Muncul aspirasi kuat dari masyarakat Situbondo untuk mengubah nama jalan tol dari Probowangi menjadi Prosiwangi, ini harus saya tindak lanjuti,” ujar Nasim Khan.
Ia menilai, penggunaan nama Probowangi yang hanya mencantumkan Probolinggo dan Banyuwangi mengesankan seolah Situbondo tidak memiliki kontribusi dalam pembangunan jalan tol tersebut.
“Hanya dua kabupaten yang disebutkan dalam nama jalan tol ini. Hal ini bukan hanya soal nama, tapi soal kebanggaan daerah,” tegasnya.
Nasim Khan menjelaskan bahwa usulan perubahan nama tol telah melalui proses administratif berjenjang, mulai dari dukungan Pemerintah Kabupaten Situbondo, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, hingga pengajuan resmi ke Kementerian PUPR, Kementerian BUMN, dan Kementerian Perhubungan.
“Perubahan nama jalan tol ini dinilai tidak hanya bersifat simbolik, akan tetapi memiliki nilai strategis jangka panjang, baik dari sisi identitas wilayah maupun dampak ekonomi,” ungkapnya.
Ia menambahkan, penyesuaian administrasi seperti revisi dokumen proyek, penggantian peta, rambu jalan, serta sosialisasi kepada masyarakat bisa berjalan paralel dengan progres pembangunan fisik jalan tol.
“Kami tidak ingin Situbondo hanya jadi penonton di tengah gemuruh pembangunan nasional. Dengan nama jalan tol Prosiwangi, maka Situbondo akan memiliki posisi strategis dalam jaringan transportasi dan ekonomi Pulau Jawa bagian timur,” ucap Nasim Khan.
Ia menegaskan bahwa nama jalan tol adalah bagian dari identitas dan kebanggaan masyarakat lokal. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah pusat untuk mendengar dan menghargai aspirasi masyarakat Situbondo.
“Proyek tol ini merupakan simbol kemajuan. Namun di balik itu, ada aspirasi rakyat yang ingin kabupatennya diakui,” pungkasnya.[]